INILAHCOM, San Francisco - CEO Google dan Alphabet Inc, Sundar Pichai, menyetujui gagasan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) harus diatur karena bahaya yang ditimbulkan, misalnya dari teknologi pengenal wajah.
"Tidak ada keraguan bahwa AI harus diatur. Terlalu penting untuk tidak diatur," kata Pichai dalam kolom opini di The Financial Times, seperti dikutip The Verge.
Pichai berharap pendekatan yang digunakan untuk regulasi AI tidak akan mengontrol sepenuhnya.
Contohnya, kendaraan otonom memang membutuhkan aturan baru, namun, area lainnya seperti layanan kesehatan justru bisa diperluas menggunakan produk yang dilengkapi dengan AI.
"Perusahaan seperti kami ini tidak bisa hanya membuat teknologi baru yang mennjanjikan dan membiarkan pasar memutuskan bagaimana teknologi itu akan digunakan," kata Pichai.
"Kami juga memiliki kewajiban untuk memastikan teknologi tersebut dimanfaatkan untuk kebaikan dan tersedia untuk semua orang," kimbuhnya.
Pichai, yang baru menjabat sebagai CEO Alphabet Inc, menilai perlu ada standard global yang menyasar kesulitan yang dialami perusahaan teknologi, jika nanti ada regulasi AI.
Uni Eropa baru-baru ini melarang teknologi pengenal wajah, facial recognition, selama lima tahun. Sementara itu, AS sedang membahas aturan tentang kecerdasan buatan tanpa mengganggu inovasi.
Dalam tulisan tersebut, Pichai tidak meminta perusahaan yang menjual teknologi pengenal wajah, seperti Amazon, untuk berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar