INILAHCOM, San Francisco - Facebook akan terus memperketat aturan layanan video streaming setelah platform media sosial populer itu digunakan oleh teroris untuk melakukan siaran langsung saat melakukan pembunuhan massal di masjid Christchurch, Selandia Baru.
"Banyak orang mempertanyakan bagaimana platform online seperti Facebook digunakan untuk mengedarkan video mengerikan tentang serangan itu," kata Sheryl Sandberg, Chief Operating Officer Facebook, seperti dilansir AFP.
"Setelah serangan teroris, kami mengambil tiga langkah, yakni memperkuat aturan untuk menggunakan Facebook Live, mengambil langkah lebih lanjut untuk mengatasi unggahan kebencian dalam platform kami, dan mendukung komunitas Selandia Baru," tambahnya.
Menurut Sandberg, Facebook juga tengah mencari cara agar orang-orang yang pernah melanggar standar komunitas jejaring sosial layanan streaming, tidak bisa lagi menggunakan layanan itu.
Jejaring sosial tersebut juga berinvestasi untuk meningkatkan kemampuan perangkat lunaknya agar mampu mengidentifikasi dan mencegah masuknya video maupun gambar yang mengandung unsur kekerasan.
"Saat video serangan Selandia Baru dibagikan secara langsung, kami tahu bahwa video itu menyebar terutama melalui orang-orang yang membagikan ulang dan mengeditnya kembali untuk membuat sistem kami lebih sulit untuk memblokirnya," kata Sandberg.
"Orang-orang dengan niat buruk akan selalu berusaha untuk membobol langkah-langkah keamanan kami," imbuh dia.
Facebook mengidentifikasi lebih dari 900 video berbeda yang menunjukkan bagian dari kekerasan yang dialirkan terkait kejadian tersebut, demikian laporan AFP.
Sabtu, 30 Maret 2019
Facebook Terus Perketat Layanan Video Streaming
Facebook Terus Perketat Layanan Video Streaming
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar