Laman

Selasa, 23 Oktober 2018

Ribuan Warga Swedia Sudah Tanam Microchip di Tubuh

Ribuan Warga Swedia Sudah Tanam Microchip di Tubuh

INILAHCOM, Stockholm - Pemanfaatkan teknologi untuk kebutuhan sehari-hari tampaknya sudah mulai diterapkan di Swedia. Dilaporkan bahwa saat ini ada ribuan warga negara tersebut yang menanamkan microchip di lapisan kulit mereka.

Mengutip NPR, ribuan warga Swedia itu menanamkan microchip seukuran butiran beras ke lapisan kulit di bagian tangan, baik jemari atau lengan, dengan menggunakan alat suntik yang biasa digunakan untuk vaksin dengan biaya US$180 atau sekitar Rp2,7 juta.

Manfaat dari microchip itu adalah untuk memudahkan akses penggunanya ke perangkat atau sistem teknologi yang terkait kegiatan sehari-hari, misalnya mengakses kunci pintu elektronik kantor atau rumah, pemantau kesehatan, hingga alternatif pengganti pemindai sidik jari yang mudah dipalsukan.

Bahkan sebagian dari mereka sudah memanfaatkan microchip ini sebagai otentifikasi diri pada akun media sosial maupun layanan digital di negaranya.

Salah satu perusahaan yang menyediakan layanan untuk menanamkan microchip tersebut bernama Biohax International yang disebut mendominasi pasar layanan tersebut di Swedia dengan jumlah pengguna yang sudah mencapai 4.000 orang.

Biohax didirikan lima tahun lalu dan awalnya bukan oleh seorang ahli teknologi melainkan seorang mantan body piercier atau pemasang aksesoris tindik tubuh profesional bernama Jowan Osterlund.

"Mengunakan beragam token maupun kartu fisik membuat proses verifikasi identitas menjadi repot. Dengan microchip, kita semakin terhubung dengan teknologi digital di sekitar kita secara langsung," ungkap Osterlund.

Swedia terbilang beruntung karena menjadi negara dengan adopsi teknologi paling pesat. Negara asal pesepakbola ternama Zlatan Ibrahimovic itu sudah memiliki layanan transportasi yang mendukung metode pembayaran terhubung ke microchip yang tertanam.

Mundur ke belakang, di awal tahun 1990-an, pemerintah Swedia bahkan sudah membangun program internet cepat dan komputer untuk tiap rumah.

Alasan lain teknologi ini sangat populer menurut Osterlund adalah isu privasi data yang sangat dijaga oleh berbagai pihak, lembaga negara maupun swasta untuk menjaga privasi data penggunanya.

"Jadi isu soal keamanan data pengguna tidak terlalu dicemaskan. Begitupun soal peretasan teknologi ini karena microchip tertanam di dalam tubuh jadi cukup sulit untuk diretas," klaim Osterlund.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar