INILAHCOM, San Francisco - Facebook mengumumkan rencana mereka untuk meluncurkan fitur menghapus pesan pada layanan chat Messenger.
Fitur 'unsend' kabarnya akan dirilis dalam waktu beberapa bulan ke depan. Sayangnya, belum ada informasi tentang cara kerja dari fitur menghapus pesan tersebut.
Saat ini, Messenger hanya menawarkan mode Secret Conversation yang memungkinkan pengguna untuk menentukan kapan pesan-pesan yang dikirimkan akan terhapus. Namun, semua orang yang ikut serta dalam percakapan itu akan diberitahukan bahwa pesan-pesan itu akan terhapus.
Baca juga: Data Pengguna Facebook yang Bocor Jadi 87 Juta
"Kami telah membahas fitur ini beberapa kali. Sekarang kami akan membuat fitur untuk menghapus pesan bisa digunakan oleh lebih banyak orang. Ini mungkin akan membutuhkan waktu agak lama," kata juru bicara Facebook kepada The Verge.
Facebook telah membuat fitur serupa pada produk mereka yang lain, yakni WhatsApp, sejak tahun lalu. Fitur ini memungkinkan penggunanya untuk menghapus pesan WhatsApp tidak lama setelah dikirimkan. Memang, pesan yang akan terhapus, tapi sebagai gantinya akan muncul tulisan 'pesan ini telah dihapus'.
Baca juga: Menkominfo Panggil Facebook Soal Kebocoran Data
Produk lain milik Facebook, yakni Instagram, juga memiliki fitur serupa, memungkinkan pengguna menghapus pesan chat tanpa jejak apapun.
Pengguna cukup menyentuh pesan yang ingin mereka hapus selama beberapa waktu dan pilih 'unsend'. Jika penerima belum menerima pesan tersebut, mereka tidak akan mengetahui bahwa mereka sempat menerima pesan tersebut.
Baca juga: Polri Usut Bocornya Data Pengguna Facebook
Facebook mengumumkan fitur penghapus pesan pada Messenger ini hanya beberapa jam setelah muncul laporan bahwa pesan yang dibuat oleh Zuckerberg menghilang dari kotak masuk pesan pengguna lain.
Memang, menghapus pesan tidak melanggar peraturan Facebook, Tapi, tindakan ini dikritik karena dianggap menghancurkan kepercayaan pengguna, terutama ketika Facebook tengah menghadapi skandal besar terkait bocornya data puluhan juta pengguna ke konsultan politik Cambridge Analytica.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar