INILAHCOM, Kentucky - Industri video game kembali menjadi kambing hitam atas kasus penembakan yang dilakukan oleh siswa sekolah di Marjory Stoneman Douglas High School Florida, AS, pertengahan pekan lalu.
Dalam sebuah wawancara yang dikutip oleh The Next Web, Gubernur Negara Bagian Kentucky Matt Bevin menuding video game menjadi penyebab banyaknya kasus penembakan, bukan karena undang-undang kepemilikan senjata di AS.
"Senjata api bukan menjadi masalah utama, tapi kita memiliki masalah budaya kematian dirayakan yakni lewat video game, dan kita ketahui bahwa anak-anak memainkan video game. Di video game, seseorang akan mendapatkan poin atau skor," jelas Bevin.
Dia melanjutkan, video game hampir tak ada bedanya dengan pornografi. Bevin menyebutnya sebagai sebuah sampah. Sang Gubernur menilai video game merusak moral manusia. Oleh sebab itu, dia mengajukan tuntutan kepada pemerintah untuk lebih selektif terhadap kreator game.
Namun, tuduhan Bevin ini dinilai tidaklah valid. Berdasarkan pemantauan akun Instagram, pelaku penembakan, yakni Nikolas Cruz, hanya menampilkan foto-foto kecintaan sekaligus kepemilikan senjata, rasisme, serta kebiasaannya menyiksa binatang.
Sebulan sebelum penembakan itu terjadi, justru ada pengguna YouTube yang melaporkan komentar mengerikan yang rupanya berasal dari akun Nikolas Cruz. Komentar yang dibuat pada September tahun lalu menyebutkan bahwa Cruz ingin menjadi penembak sekolah yang profesional.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar