Laman

Senin, 22 Januari 2018

Trik Peretas Membobol Akun Pemain Game Online

Trik Peretas Membobol Akun Pemain Game Online

GAME online bergerak dengan cepat dan menjadi industri yang sangat menguntungkan. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya orang yang memiliki akun game online.

Menurut penelitian dari Kaspersky Lab, lebih dari setengah (53 persen) responden secara teratur bermain game online, angka ini meningkat 64 persen untuk usia 25-34 tahun dan 67 persen untuk mereka yang berusia 16-24 tahun.

Namun, industri ini juga berpotensi menguntungkan bagi penjahat siber, karena akun game online bisa diretas dan dijual di pasar gelap.

Terlepas dari ancaman tersebut, para gamer sering membiarkan akun game online mereka berada di posisi yang rentan terhadap upaya peretasan, sehingga menempatkan progres permainan, data-data pribadi --atau bahkan pendapatan yang mereka peroleh-- berisiko.

Saat ini, pengguna game online global, seperti platform online popular Steam, PlayStation Network dan Xbox Live, diperkirakan berjumlah antara 2,2 hingga 2,6 miliar dan masih akan terus bertambah.

Fakta ini yang menjadikan industri game online menjadi target yang sangat menguntungkan bagi penjahat siber untuk mengganggu operasional game online dan mendapatkan akses ke data-data pengguna seperti informasi mengenai password dan kartu bank, yang ditunjukkan dengan jelas oleh serangan yang baru-baru ini terjadi di platform Xbox dan PlayStation.

Dengan semakin banyaknya orang yang saat ini secara teratur bermain game secara online, maka penjahat siber memiliki sejumlah besar target potensial untuk mereka pilih.

Apalagi game online telah menjadi bagian utama di kehidupan banyak orang, dengan pengguna yang segera beralih ke permainan saat mereka merasa bosan atau kesepian dan muncul kebutuhan untuk bersosialisasi dengan teman.

Oleh karenanya serangan terhadap game online yang berhasil bisa memunculkan dampak bagi para penggunanya.

Selain data-data mereka dicuri, korban yang akun game onlinenya diretas juga terpengaruh secara emosional, kehilangan akses ke permainan favorit mereka (baik untuk sementara atau selamanya), waktu yang mereka luangkan untuk membangun profil dan bahkan sejumlah besar uang yang mereka habiskan di game online.

Dari pengguna yang mengalami serangan percobaan ataupun sukses di salah satu akun online mereka, 16 persen mengakui bahwa akun game online mereka menjadi target, angka ini meningkat menjadi 21 persen untuk kaum pria.

Dan, sebanyak 55 persen pengguna tidak dapat dengan segera mengembalikan detail akun game mereka jika hilang, maka efek samping seperti perasaan merana yang ditimbulkan serangan semacam itu menjadi meningkat secara signifikan.

Sangat jelas bahwa akun-akun ini sangat penting bagi pemiliknya. Alih-alih menjadi aktivitas yang diperuntukkan di rumah, game online sekarang ini menjadi hal utama dalam kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar orang.

Seperti yang digambarkan oleh fakta bahwa hampir satu dari tiga orang (27 persen) secara teratur menggunakan smartphone untuk bermain game online.

Meskipun hal ini menjadikan perangkat tidak aman, hampir seperempat (23 persen) orang menggunakan Wi-Fi publik untuk masuk ke akun game online dan 56 persen mengatakan bahwa mereka tidak melakukan tindakan pengamanan tambahan saat menggunakan jaringan publik, yang menghadirkan risiko keamanan.

Bahaya ini semakin meningkat oleh fakta bahwa hanya 5 persen pengguna yang memilih akun game online mereka sebagai satu dari tiga akun online yang memerlukan password terkuat.

Apalagi dengan semakin banyaknya profil online yang saling terhubung, maka korban dengan mudah bisa kehilangan akses ke beberapa akun lainnya --seperti akun email dan media sosial yang juga sangat penting bagi mereka-- melalui berbagai cara.

Meskipun serangan bisa mengganggu sisi emosional dari pengguna amatir, sayangnya tidak dengan para gamer profesional yang terkena dampak lebih serius, bahkan berpotensi kehilangan pendapatan berharga.

"Saat ini, data-data pribadi yang tersedia secara online menjadi harta karun terbesar bagi penjahat siber, dan memberikan mereka lebih banyak peluang daripada sebelumnya untuk mencuri data-data pribadi tersebut, yang kemudian dapat mereka jual di pasar gelap digital," ungkap Andrei Mochola, Head of Consumer Business Kaspersky Lab.

Menurut dia, gamer online --baik amatir dan profesional-- dapat dipahami bila mereka merasa khawatir jika akun mereka diretas, atau tidak dapat mengakses akun mereka apabila lupa passwordnya.

"Ini adalah dilema yang dihadapi pengguna setiap hari, dengan banyak orang memilih opsi yang kurang aman dengan menggunakan password yang sama untuk semua akun mereka, atau password sederhana yang mudah ditebak oleh para peretas," ujar Mochola.

"Namun, hanya dengan melakukan tindakan pencegahan yang tepat dan menggunakan password yang kuat dan unik, pengguna akan merasa yakin bahwa akun berharga mereka dilindungi dan semua usaha mereka tidak sia-sia," imbuhnya.

Untuk membantu melindungi akun dari gamer online, Kaspersky Lab di beberapa solusi perusahaan menyertakan password manager untuk membantu pengguna menjaga agar informasinya tetap aman, seperti fitur Kaspersky Password Manager di solusi Kaspersky Total Security.

Fitur ini menyimpan semua kata sandi pengguna di brankas digital yang aman dan menyediakan akses mudah ke PC, Mac dan smartphone.

Generator kata kunci secara otomatis melakukan kerja keras bagi pengguna dengan membuat kata kunci yang kuat dan tangguh, sementara pengguna hanya perlu mengingat satu password utama untuk mengakses semua akun online mereka sehingga jauh lebih mudah diingat dibandingkan harus mengingat beberapa password.

Untuk informasi lebih lanjut tentang ancaman siber terbesar yang dihadapi konsumen, baca laporan lengkap dari 'Consumer Security Risks Survey 2017' di tautan berikut ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar