INILAHCOM, Tokyo - Produsen perangkat airbag asal Jepang, Takata Corp, yang bertanggung jawab atas recall terbesar dalam industri otomotif, mengajukan perlindungan kebangkrutan di AS dan Jepang serta akan mencari bantuan senilai US$1,6 miliar atau sekitar Rp21,3 triliun dari sebuah perusahaan di AS.
Sebagai salah satu kebangkrutan terbesar di Jepang, Takata bertanggung jawab atas tuntutan hukum dan biaya yang ditimbulkan akibat recall jutaan kendaraan di seluruh dunia akibat masalah airbag. Takata dipersalahkan atas kerusakan komponen inflator airbag yang telah menyebabkan 16 orang tewas dan lebih dari 180 orang terluka.
Takata mengajukan kebangkrutan di AS dengan beban tanggung jawab sebesar US$10 miliar sampai US$50 miliar. Adapun di Jepang, perusahaan ini mengajukan perlindungan kebangkrutan kepada Pengadilan Distrik Tokyo pada pekan ini.
Baca juga: Produsen Airbag Takata Diambang Kebangkrutan
Pengajuan kebangkrutan tersebut akan menyelamatkan keuangan Takata karena pihak perusahaan sponsor dari KSS (Key Safety Systems) asal AS akan membantu Takata dengan mengeluarkan jutaan airbag pengganti.
Meski demikian, di sisi lain, cara tersebut dinilai tidak akan menyelesaikan masalah secara menyeluruh.
Honda Motor Co sebagai pelanggan terbesar Takata, mengatakan bahwa pihaknya tidak mencapai kesepakatan akhir mengenai tanggung jawab atas recall kendaraan terkait airbag Takata. Honda akan terus berbicara dengan pihak pemasok guna mengantisipasi kesulitan dalam memenuhi klaim atas masalah itu.
Takata, perusahaan berusia 84 tahun, menghadapi tuntutan hukum dan biaya yang harus dibayar terkait recall kepada para kliennya, termasuk Honda, BMW, Toyota Motor Corp, dan merek lainnya.
Takata mengatakan melalui kesepakatannya dengan KSS, perusahaan dapat terus beroperasi tanpa gangguan.
"Kami percaya bahwa tindakan ini dilakukan di Jepang dan AS adalah cara terbaik untuk mengatasi biaya dan kewajiban yang terus berlanjut dari masalah inflator airbag dengan pasti dan secara terorganisir," kata Shigehisa Takada, CEO Takata dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.
Sementara itu, Presiden dan CEO KSS Jason Luo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 'kekuatan mendasar' bisnis Takata tidak berkurang meski terjadi recall kendaraan terkait airbag secara besar-besaran karena memiliki basis karyawan yang terampil, jangkauan geografis, dan produk keselamatan lainnya seperti sabuk pengaman.
Sebagai bagian dari rencana perlindungan kebangkrutan, KSS akan mengakuisisi semua aset Takata yang membatasi aset dan operasi tertentu yang terkait dengan inflator airbag yang terlibat dalam penarikan global dalam kesepakatan yang direncanakan tersebut, kata kedua perusahaan tersebut.
Takata akan terus beroperasi untuk mengganti inflator yang terkena dampak serta memasok suku cadang pengganti kemudian pada akhirnya akan menghentikan operasi tersebut,
Adapun Bursa Saham Tokyo mengatakan saham Takata akan dihapus dari pencatatan mulai 27 Juli mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar