INILAHCOM, New York - Setelah keberhasilan peluncurannya dari Florida, sebuah roket milik SpaceX diluncurkan untuk mengangkut 10 satelit komunikasi ke orbit dari California pada hari Minggu.
VoaNews melansir , Sebuah roket SpaceX mengangkut 10 satelit komunikasi ke orbit dari California pada hari Minggu, dua hari setelah perusahaan berhasil meluncurkan sebuah satelit dari Florida.
Roket Falcon 9 meluncur menembus kabut yang berada pada ketinggian rendah jam 1:25 pm PDT dari Pangkalan AU Vandenberg yang berada di baratlaut Los Angeles.
Roket tersebut mengangkut kelompok kedua satelit-satelit baru milik Iridium Communications, yang menggantikan armada satelit yang masih mengorbit dengan konstelasi satelit generasi baru.
Sekitar 7 menit setelah mengangkasa, pendorong roket tingkat pertama kembali ke bumi dan mendarat di landasan di sebuah kapal yang bersiaga di Samudra Pasifik, sementara tingkat kedua roket melanjutkan perjalanan mengangkut satelit-satelit baru tersebut menuju orbit.
Roket Falcon 9 milik SpaceX hari Jum’at diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida dan melontarkan satelit milik Bulgaria ke orbit. Tingkat pertama roket tersebut kemudian diambil kembali setelah mendarat di sebuah kapal laut drone di Samudra Atlantik.
Milyarder Elon Musk, pendiri perusahaan SpaceX yang berpusat di Hawthorne, California, percaya dengan penggunaan ulang komponen roket akan dapat menekan biaya peluncuran ke luar angkasa.
Iridium berencana menempatkan 75 satelit baru untuk kepentingan sistem komunikasi suara dan data bergerak menjelang pertengahan tahun 2018, yang membutuhkan enam peluncuran lagi, keseluruhannya akan dilakukan oleh SpaceX.
Upaya senilai $3 milyar oleh perusahaan yang berpusat di McLean, Virginia melibatkan prosedur yang rumit untuk menggantikan 66 satelit yang telah beroperasi selama bertahun-tahun.
Beberapa dari beberapa satelit baru akan disebut satelit cadangan di orbit, atau satelit yang lebih lama yang tetap siaga di orbit untuk digunakan apabila satelit yang baru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Proses pergantian dan menarik satelit-satelit lama keluar dari orbit sudah dimulai, ujar CEO Iridium Matt Desch dalam sebuah jumpa wartawan sebelum peluncuran satelit-satelit tersebut.
Beberapa dari satelit-satelit lama telah dipindahkan ke orbit yang lebih rendah dalam rangka untuk menghabiskan bahan bakar yang tersisa dan proses konfigurasi panel surya untuk dorongan maksimum agar mereka dapat masuk kembali ke atmosfir dan terbakar habis.
Proses masuknya kembali satelit-satelit tersebut ke atmosfir mulai berlangsung tanggal 11 Juni, ujar Desch.
“Tidak mudah untuk merayakan hal seperti itu, namun satelit-satelit itu telah bekerja hampir selama 20 tahun, dan kami ingin memastikan kami tidak meninggalkan sampah angkasa karena penggantian konstelasi satelit lama dengan konstelasi satelit baru adalah prioritas kami,” ujarnya.
Satelit-satelit baru ini juga mengangkut muatan milik perusahaan patungan Aerion sebuah sistem pelacakan dan pengintaian pesawat udara di seluruh dunia berbasis antariksa, yang memiliki implikasi tercapainya efisiensi, penghematan, dan keselamatan – khususnya di wilayah angkasa yang letaknya terpencil dan berada di atas samudra.
“Ini sungguh akan menjadi aspek pengawasan lalu-lintas udara yang revolusioner,” ujar CEO Aireon, Don Thomas.
Teknologi ini, yang hanya dapat berfungsi apabila pesawat dilengkapi dengan peralatan tertentu, sedang menjalani pengujian yang melibatkan delapan dari kelompok awal satelit-satelit NEXT milik Iridium.
Program NEXT dari Iridium juga akan menjadi akhir dari apa yang disebut “pijar Iridium,” yang telah diamati oleh para penggemar peristiwa antarakisa selama bertahun-tahun. Satelit-satelit baru ini tidak akan menimbulkan kilat-kilat yang kasat mata dari sinar matahari yang terpantul saat mereka melintas di atas kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar