Laman

Rabu, 16 November 2016

Artapala Targetkan Jual 400 Unit Tablet Raksasa

Artapala Targetkan Jual 400 Unit Tablet Raksasa

INILAHCOM, Jakarta - Artapala Telekomindo, distributor resmi produk InFokus, menargetkan 400 unit varian baru interactive display bisa terserap pasar di Indonesia selama 2017 mendatang.

Perangkat interactive display tersebut hadir dalam dua varian, yaitu Mondopad dan JTouch.

Vice President PT Artapala Telekomindo Sutejo mengatakan bahwa dua varian tersebut dipasarkan untuk segmen berbeda. Produk Mondopad dipasarkan untuk segmen government dan enterprise, sementara JTouch untuk segmen edukasi.

"Dengan produk terbaru ini, kami membuat meeting room milik customer bisa lebih efektif, dan smart. Tidak perlu banyak peralatan lagi, cukup satu alat untuk banyak kegunaan," ungkap Sutejo.

Kedua produk tersebut dibanderol dengan harga antara Rp50 juta hingga Rp650 juta per unit, tergantung ukurannya. Ukuran yang tersedia yaitu antara 40 inci hingga 85 inci.

Mondopad adalah tablet ukuran besar yang mengkolaborasikan sistem untuk video conference, whiteboarding, data sharing, browsing, dan fungsi lainnya untuk presentasi. Bedanya dengan JTouch, salah satunya adalah pada fungsi video conference.

Produk Mondopad sendiri, kata Sutejo, sudah dipasarkan sejak 2012 lalu. Tahun ini saja, sekitar 100 unit produk tersebut sudah terserap pasar Indonesia. Produk ini bisa terkoneksi nirkabel dengan smartphone Android, IOS, desktop maupun laptop.

Teknologi terbaru produk ini diantaranya layar dengan resolusi 4K untuk menghasilkan gambar lebih detail dan lebih mendalam.

"Prosesornya juga lebih tinggi, menggunakan Intel Core i7-6700. Produk ini juga sudah mengadopsi teknologi smartphone untuk screen," jelasnya.

Selain kedua produk tersebut, InFocus juga menawarkan solusi giant all in one touch PC yang diberi nama BigTouch. Solusi ini bisa digunakan di ruang command center, maupun ruang publik lainnnya seperti di bandar udara.

Produk-produk InFocus itu telah memberi kontribusi dominan bagi Artapala. Meski seluruh produk tersebut masih di impor dari AS, sambung Sutejo, namun harga produk tersebut tidak terpengaruh naik turun nilai tukar rupiah.

"Kontribusi produk InFocus masih yang utama, sekitar 65% dari total pendapatan. Harga tidak terpengaruh fluktuasi rupiah, kecuali rentangnya jauh, karena setting harga penjualan produk ini sudah dalam rupiah, bukan menggunakan dolar," pungkasnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar